Minggu, 17 November 2013

DILEMA KORUPSI DI KATULISTIWA

Korupsi merupakan kata yang sudah bertahun tahun ini menggema di telinga setiap WNI. Baik dikalangan muda tua bahkan anak- anak sekalipun seakan akrab dengan kata ini. hampir setiap saat berita yang dimuat dalanm tv, radio koran dan mjalah memuat korupsi. Hingga seakan kasus korupsi adalah hal yang wajar dalam kehidupan bernegara.
Tak hanya dianggap kebiasaan, korupsi seakan mejadi kebudayaan di kalangan birokrasi negara kita. Dimana di hampir semua lembaga negara terjadi korupsi. mulai dari hal yang kecil hingga mengahibaskan uang triliunan rupiah. Uang yang seharusnya bisa untuk mencetak lebih dri 1000 sarjana secara gratis, membangun gedung sekolah, jalan raya dan infrastruktur lainya seakan musnah hanya ditelan oleh beberapa orang saja.
Terkadang kasus korupsi menyimpan tanda tanya besar dalam benak saya. Ketika korupsi dilakukan sejatinya tak mungin jika hanya merupakan perbuatan satu orang saja. Namun tentunya merupakan kesepakatan banyak orang, yang jika salah satu tertangkap maka tak jarang akan menyeret banyak pihak. Sehingga seakan mereka bekerja sama untuk mengenyangkan dan menyejahterakan bersama.
Hal tersebut tentunya sedikit cocok dengan kalimat pak Zawawi Imron dalam seminar ETC yang diselenggarakan di Auditorium UNY tanggal 28 mei 2012 yang kurang lebih menyatakan bahwa memang benar negara kita memiliki wakil rakyat, hingga seakan semua di wakilkan. Mulai dari rapat ada yang mewakilkan. makan enak ada yang mewakilkan, tidur di kasur empuk ada yang mewakilkan, punya rumah bagus ada yang mewakilkan, punya uang banyak pun ada yang mewakilkan, dan bagaimana jika masuk neraka mungkin juga ada yang mewakilkan.
Memang benar, dengan adanya wakil rakyat masih banyak rakyat yang diwakilkan dalam menikmati hasil atau kkekayaan alam dari negara. Dari banyaknya perwakilan yang diiliki oleh rakyat kita seharusnya semua yang mewakili dan yang di diwakilkan adalah hal yang baik dan merata. Bukan hanya mewakili dalam halnyang enak saja. Hingga penggunakaan atas sejumlah uang pun diawakilkan oeh wakil kita yang duiduk di birokrasi negara.
Kurangnya ilmu agama dan ketakwaan mungkin adalah salah satu penyebab daru banyaknya masalah korupsi yang dialami oleh bangsa ini. Saat ini sedang heboh tentang pendidkan karakter, namun nyatanya  pendidikan karakter yang kita impikan masih abstrak bagi semua kalangan dan .belum ada kejelasan yang pasti dalam implementasi pendidikan karkter yang diimpikan.
Pendidikan karatker diberikan pada semua jenjang. Padahal seharusnya pendidkan yang diberikan itu sesuai dengan tahap perkembangan psikologi seorang anak. Sehingga pendidikan tak bertantangan dengan masa perkembangan seorang anak, selanjutnya  pendidikan yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh anak.
Kita bisa menengok tetangga kita Thailand. Disana ada semacam pendidikan bikhu yang wajib ditempuh oleh seluruh warga negara thailand yang beragama budha dan mencapai usia 21 tahun. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mendidik karakter remaja yang memasuki usia dewasa. Dimana pada tahap ini orang sudah bisa mentukan mana hal yang baik dan mana hal yang tidak baik.  Disisi lain negara kita mengadakan pendidikan karakter di semua jenjang pendidikan, namun konsepnya masih kurang jelas, di tambah paradigma masyarakat yang memandang bahwa dengan memasukan anaknya ke sekolah maka  sikap anaknya akan menjadi baik.

Dengan demikian jika yang menjadi masalah adalah akhlak agama maka untuk membentuk karakter dan mengurangi korupsi setidaknya diberikan pemahaman akhlak agama yang baik. Selain itu dalam pemberiannya di sesuaikan dengan tahapan perembangan seseorang. jika darah muda itu selalu menang sendiri dan tak mau kalah, suka menentang biarkanlah, karena itu memamang masa yang mereka jalani. Namun jika pendidikan akhlak agama diberikan saat masih kecil atau sekitar usia paud hingga SD maka perkembangan masa remaja yang berkembang antara usia sekolah SMP hingga SMA akan sudah memiliki landasan yang baik. terlebih sebeum mereka benar-benar terjun di masyarkat sekitar usia 20 dan 21 tahun, mereka juga dibekali wajib pendidikan akhlak agama sehingga mereka memiliki landasan yang kuat dalam bertidan di masyarakat. Dengan demikian kasus-kasus kejahatan tak hanya korupsi dapat berkurang.

Kamis, 07 November 2013

ANTARA DEKONSENTRASI DAN DISENTRALISASI PENDIDIKAN

Selama  ini kita banyak dibingungkan dengan sistem pendidikan di negara kita. Satu sisi pendidikan dikatakan dengan sistem desentralisasi yang berarti pelimpahan  wewenang dari pusat kepada darah untuk mengatur sendiri urusan rumah tangga termasuk didalamnya urusan pendidika.
Namun disisi lain pendidikan juga dilakukan secara dekonsentrasiyang berarti pelimpahan sebagian wewnang pusat kepada daerah untuk melakukan pendidikan secara mandiri. Kedua konsep di atas tentunya melahirkan berbagai pandangan dan paradigma yang berbeda. Dengan adanya sisrtem desentralisasi maka lahirlah konsep mbs sebagai konsekuensinya. Sementara dengan adanya dekonsentrasi maka urusan pendidikan menjadi urusan pusat. Dan hanya sebagian saja yang  dilimpahkan pada daerah.
Kedua arti tersebut juga memunculkan makna yang bereda. Bagaimana sesuatu yang berbeda dapat dijadikan satu? Akankah lebih baik jika pedidikan yang dilakukan dengan sistem yang fokus saja. Pilih salah satu sehingga tidak terjadi kerancauan. Kalau memang pendidikan sebagai salah satu konsekuensi dsari adana sistem desentrali secara  nasional. Sehinggga pelaksanaan pendidikan dapat lebih fokus dan bermakna bagi setiap daerah di nusantara.
Jika ditinjau dari keberagaman suku bangsa budaya dan bahasa darui bangsa kita, maka hendaknya sistem desentralisasi pendidikan baik untuk dilaksanankan. Mengingat perbedaan tk selamya bisa di samakan. Segala perbedaan beasal dari lingungan, latar belakang, dan kebiasaan yang berbeda- beda. Untuk itu perlu adanya pengelolaan secara mandiri oleh daerah utuk bisa memajukan daerahnya melalui pendidikan.

Dengan pengelolaan secara mandiri daerah akan tahu apa yang menjadi potensinya dan pa sa ja yang menjadi kekurangannya, sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan apa yang didingainkan.

dongeng anak: Arti Sahabat

zaman dahulu kala, di hutan rimba binatang hidup dengan gembira. semua binatang saling bertetangga dan memiliki kehidupan yang rukun. di sudut hutan, hiduplah seekor beruang bernama Didi bersama ibunya.
pada suatu pagi, Didi berbicara pada ibunya, “bu, aku punya banyak teman lho di sekolah,”
“apa iya?” tanya ibunya.
“iya bu, ada Toni si jerapah, ada Dodo si gajah, ada Sinta si kelinci, dan  Amel si kucing”. sebut Didi.
“Cuma itu?” tanya ibunya.
“tidak bu, masih banyak lagi, Cuma terlalu banyak bu kalau disebutin semua” jawab nya.
“em kapan kamu mau bawa temanmu main kerumah Di?” tanya ibu.
“ enaknya kapan ya bu?” jawab didi
“bagaimana kalau minggu depan Di? ibu akan buatkan makanan yang spesial”.
“benar bu?”
“iya” jawab ibu.
“kalau gitu, Didi main dulu ya bu”. kata didi
“Iya, jangan pulang terlalu malam ya Di!”
“iya bu” jawab didi.
kemudian didi melanjutkan perjalanan. ia hendak pergi ke rumah Dodo. di perjalanan dia bertemu dengan sinta.
“ hai Sin?” sapa Didi
“ hai Di,” jawab Sinta, “mau kemana?”
“ aku mau ke rumah Dodo, kamu mau ikut?” tanya Didi.
“boleh,” jawab Sinta.
kemudian mereka berjalan bersama menuju rumah Dodo. sesampainya di rumah Dodo ternyata disana sudah ada Amel yang sedang membantu Dodo mengumpulkan ranting di depan rumah Dodo.
“hai Amel, hai Dodo” sapa Didi bersamaan Denga Sinta.
“hai Didi, Hai sinta” jawab Dodo dan Amel.
“lagi sibuk apa kalian?” tanya Didi.
“ini aku lagi bantu Dodo mengumpulkan dan membersihkan ranting pohon yang ada di sekitar rumah Dodo.” jawab Amel
“iya, Amel kesini bantuin aku, karena Ibuku sedang sakit, sementara Ayah sedang pergi, jadi aku minta tolong Amel buat bantuin aku”. jawab Dodo.
“ o gitu, kalau gitu ayo kita bantu mereka Di!” kata Sinta
“iya mari, karena kita kan Sahabat” jawab Didi.
slanjutnya mereka pun langsung membantu Dodo.  Saat bekerja tiba – tiba Didi ingat Toni.
“ ngomong-ngomong Toni dimana ya Do? kok dia tidak kelihatan?” tanya Didi.
“iya –ya, kenapa dia nggak ikut kita?” sergah Amel.
“aku dengar Toni sedang sakit, jadi dia tidak main kemana-mana.” jawab Dodi.
“kasihan Toni, dia pasti di rumah sendiri, aku dengar orang tua nya sedang pergi keluar kota, jadi mungkin dia dirumah sama neneknya saja.” kata Sinta.
“kalau begitu, habis ini mari kita jenguk dia! sepakat?” ajak Didi.
“sepakat, Jawab semua”.
“tapi ada baiknya sebelumberangkat kita carikan dia buah-buahan ya,” saran Amel.
“bukan ide yang buruk” kata Dodo.
setelah selesai membantu Dodo,mereka bergegas  untuk mencari buah-buahan di sekiar hutan. dan ternyata mereka menemukan banyak buah-buahan. tapi karena porsi makan Dodo yang superbesar, akhirnya buah yang mereka kumpulkan tinggal separonya saja. mereka pun tidak marah, karena kebutuhan setiap orang itu berbeda. mungkin 1 buah wortel saja bagi Sinta sudah cukup, karena perut sinta kecil. tapi 10 buah wortel belum tentu cukup untuk satu kali makan bagi Dodo, mengingat perut Dodo memang besar. setelah mencari buah-buahan dan sayuran mereka bergegas menuju rumah Toni.
Di perjalanan mereka merasa sangat haus, karena mereka belum minum ama sekali. selain itu jarak rumah Toni lumayan jauh, sekitar 2km. tiba –tiba Santi berkata, “ aku hauuuuus!”
“aku juuuga” tambah Dodo.
“kalau begitu bagaimana jika kita pergi mencari mata air terlebih dahulu” saran didi.
“tapi aku nggak uat kalau masih harus mencari mata air,”
“lagian badanku kan besar, tidak muat untuk melewati jalan setapak yang ada disekitar mata air teman-teman”. keluh Dodo.
“oh iya ya, kan badan Dodo besar kaya truk tronton” kata Amel.
“ ha ha ha ha ha ha” mereka tertawa besama.
“ yaudah kalu gitu gimana kalau kita yang langsing saja yang pergi ambil air, nanti Dodo kita ambilin.” saran Santi.
“percaya deh, kalian yang langsing” kata Dodo sambil memelas.
“ha ha ha” mereka tertawa bersama.
kemudian mereka pun bergegas mengambil air. sementara Dodo menunggu di bawah pohon. setelah Amel, Didi dan Sinta selesai minum, mereka membawakan minum untuk Dodo.
setelah mereka semua minum, kemudian mereka melanjutkan perjalanan, hingga merekapun sampai di rumah Toni.
“Toni ! Toni! “ panggilmereka secara bersamaan.
tak lama kemudian, nenek Toni keluar dari rumah. “ada apa nak?” tanya Nenek Toni.
“saya dengar Toni sakit ya nek?” tanya Amel.
“sakit apa nek?” “sudah berapa lama?” tambah Didi
“Toni sakit demam nak, kira-kira sudah 2 hari”. jawab nenek.
“kalau begitu, boleh kami masuk dan menjenguk Toni nek? “ pinta Sinta.
“tentu saja boleh, mari silakan masuk” jawab nenek.
mereka pun segera memasuki rumah toni. dan betapa terkejutnya mereka melihat rmah toni yang berantakan dan kotor. banyak ranting yang berserakan dan sisa sayuran dimana-mana. namun 4 sekawan itu, Cuma diam dan merasa iba di dalam hati. setelah sampai di kamar Toni, mereka lebih terkejut lagi melihat Toni yang sedang demam tinggi di ranjangnya.
sambil sayup-sayup, ia mulai membuka matanya dan berkata, “ e kalian, kapan datang” kata Toni, dan ia pun mulai bergerak untuk duduk.
“udah Ton kamu tiduran aja nggak papa” potong Didi.
“iya ton” tambah Sinta.
‘maaf ya teman, rumah ku berantakan dan kotor, aku nggak sempat membersihkan rumah, lagi pula aku tinggal dengan nenek, jadi aku kasihan kalau harus menyuruh nenek” kata Toni.
“iya ton nggak papa, oya kamu udah makan belum?” tanya Amel.
“kita tadi mencarikan kamu buah dan sayuran lho” tambah Dodo.
“belum teman, akumasih nunggu kiriman makanan dari Bibi. makasih ya kalian udah carikan aku makanan.”
“ iya nggak papa, karena kita kan sahabat” kata Dodo.
“ ha ha ha” mereka tertawa bersama.