zaman dahulu kala, di hutan rimba
binatang hidup dengan gembira. semua binatang saling bertetangga dan memiliki
kehidupan yang rukun. di sudut hutan, hiduplah seekor beruang bernama Didi
bersama ibunya.
pada suatu pagi, Didi berbicara pada ibunya,
“bu, aku punya banyak teman lho di sekolah,”
“apa iya?” tanya ibunya.
“iya bu, ada Toni si jerapah, ada Dodo si
gajah, ada Sinta si kelinci, dan Amel si
kucing”. sebut Didi.
“Cuma itu?” tanya ibunya.
“tidak bu, masih banyak lagi, Cuma
terlalu banyak bu kalau disebutin semua” jawab nya.
“em kapan kamu mau bawa temanmu main
kerumah Di?” tanya ibu.
“ enaknya kapan ya bu?” jawab didi
“bagaimana kalau minggu depan Di? ibu
akan buatkan makanan yang spesial”.
“benar bu?”
“iya” jawab ibu.
“kalau gitu, Didi main dulu ya bu”. kata
didi
“Iya, jangan pulang terlalu malam ya Di!”
“iya bu” jawab didi.
kemudian didi melanjutkan perjalanan. ia
hendak pergi ke rumah Dodo. di perjalanan dia bertemu dengan sinta.
“ hai Sin?” sapa Didi
“ hai Di,” jawab Sinta, “mau kemana?”
“ aku mau ke rumah Dodo, kamu mau ikut?”
tanya Didi.
“boleh,” jawab Sinta.
kemudian mereka berjalan bersama menuju
rumah Dodo. sesampainya di rumah Dodo ternyata disana sudah ada Amel yang
sedang membantu Dodo mengumpulkan ranting di depan rumah Dodo.
“hai Amel, hai Dodo” sapa Didi bersamaan
Denga Sinta.
“hai Didi, Hai sinta” jawab Dodo dan
Amel.
“lagi sibuk apa kalian?” tanya Didi.
“ini aku lagi bantu Dodo mengumpulkan dan
membersihkan ranting pohon yang ada di sekitar rumah Dodo.” jawab Amel
“iya, Amel kesini bantuin aku, karena
Ibuku sedang sakit, sementara Ayah sedang pergi, jadi aku minta tolong Amel
buat bantuin aku”. jawab Dodo.
“ o gitu, kalau gitu ayo kita bantu
mereka Di!” kata Sinta
“iya mari, karena kita kan Sahabat” jawab
Didi.
slanjutnya mereka pun langsung membantu
Dodo. Saat bekerja tiba – tiba Didi
ingat Toni.
“ ngomong-ngomong Toni dimana ya Do? kok
dia tidak kelihatan?” tanya Didi.
“iya –ya, kenapa dia nggak ikut kita?”
sergah Amel.
“aku dengar Toni sedang sakit, jadi dia
tidak main kemana-mana.” jawab Dodi.
“kasihan Toni, dia pasti di rumah
sendiri, aku dengar orang tua nya sedang pergi keluar kota, jadi mungkin dia
dirumah sama neneknya saja.” kata Sinta.
“kalau begitu, habis ini mari kita jenguk
dia! sepakat?” ajak Didi.
“sepakat, Jawab semua”.
“tapi ada baiknya sebelumberangkat kita
carikan dia buah-buahan ya,” saran Amel.
“bukan ide yang buruk” kata Dodo.
setelah selesai membantu Dodo,mereka
bergegas untuk mencari buah-buahan di
sekiar hutan. dan ternyata mereka menemukan banyak buah-buahan. tapi karena
porsi makan Dodo yang superbesar, akhirnya buah yang mereka kumpulkan tinggal
separonya saja. mereka pun tidak marah, karena kebutuhan setiap orang itu
berbeda. mungkin 1 buah wortel saja bagi Sinta sudah cukup, karena perut sinta
kecil. tapi 10 buah wortel belum tentu cukup untuk satu kali makan bagi Dodo,
mengingat perut Dodo memang besar. setelah mencari buah-buahan dan sayuran
mereka bergegas menuju rumah Toni.
Di perjalanan mereka merasa sangat haus,
karena mereka belum minum ama sekali. selain itu jarak rumah Toni lumayan jauh,
sekitar 2km. tiba –tiba Santi berkata, “ aku hauuuuus!”
“aku juuuga” tambah Dodo.
“kalau begitu bagaimana jika kita pergi
mencari mata air terlebih dahulu” saran didi.
“tapi aku nggak uat kalau masih harus mencari mata air,”
“lagian badanku kan besar, tidak muat
untuk melewati jalan setapak yang ada disekitar mata air teman-teman”. keluh
Dodo.
“oh iya ya, kan badan Dodo besar kaya
truk tronton” kata Amel.
“ ha ha ha ha ha ha” mereka tertawa besama.
“ yaudah kalu gitu gimana kalau kita yang
langsing saja yang pergi ambil air, nanti Dodo kita ambilin.” saran Santi.
“percaya deh, kalian yang langsing” kata
Dodo sambil memelas.
“ha ha ha” mereka tertawa bersama.
kemudian mereka pun bergegas mengambil
air. sementara Dodo menunggu di bawah pohon. setelah Amel, Didi dan Sinta
selesai minum, mereka membawakan minum untuk Dodo.
setelah mereka semua minum, kemudian
mereka melanjutkan perjalanan, hingga merekapun sampai di rumah Toni.
“Toni ! Toni! “ panggilmereka secara
bersamaan.
tak lama kemudian, nenek Toni keluar dari
rumah. “ada apa nak?” tanya Nenek Toni.
“saya dengar Toni sakit ya nek?” tanya
Amel.
“sakit apa nek?” “sudah berapa lama?”
tambah Didi
“Toni sakit demam nak, kira-kira sudah 2
hari”. jawab nenek.
“kalau begitu, boleh kami masuk dan
menjenguk Toni nek? “ pinta Sinta.
“tentu saja boleh, mari silakan masuk”
jawab nenek.
mereka pun segera memasuki rumah toni.
dan betapa terkejutnya mereka melihat rmah toni yang berantakan dan kotor.
banyak ranting yang berserakan dan sisa sayuran dimana-mana. namun 4 sekawan
itu, Cuma diam dan merasa iba di dalam hati. setelah sampai di kamar Toni,
mereka lebih terkejut lagi melihat Toni yang sedang demam tinggi di ranjangnya.
sambil sayup-sayup, ia mulai membuka
matanya dan berkata, “ e kalian, kapan datang” kata Toni, dan ia pun mulai
bergerak untuk duduk.
“udah Ton kamu tiduran aja nggak papa”
potong Didi.
“iya ton” tambah Sinta.
‘maaf ya teman, rumah ku berantakan dan
kotor, aku nggak sempat membersihkan rumah, lagi pula aku tinggal dengan nenek,
jadi aku kasihan kalau harus menyuruh nenek” kata Toni.
“iya ton nggak papa, oya kamu udah makan
belum?” tanya Amel.
“kita tadi mencarikan kamu buah dan
sayuran lho” tambah Dodo.
“belum teman, akumasih nunggu kiriman
makanan dari Bibi. makasih ya kalian udah carikan aku makanan.”
“ iya nggak papa, karena kita kan
sahabat” kata Dodo.
“ ha ha ha” mereka tertawa bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar