Pembuatan Aksesoris Dari Limbah Sisik Ikan Sebagai
Wujud Pemanfaatan Potensi Laut yang Ramah Lingkungan
1)Sukowati; 2)Gunarti Ika
Pradewi; 3) Desti Ariany Putri
Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak: Wilayah Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas.
Berdasarkan data, 2/3 wilayah Indonesia adalah wilayah air dengan luas
3.273.810 km². Hal itu membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil
laut. Salah satunya adalah ikan. Namun, kenyataannya potensi ini belum
dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas
pasar ikan di yogyakarta, yang bertempat di Dusun Depok, Parangtritis, Kretek,
Bantul. Di sana transaksi dan pemanfaatan hasil laut baru sebatas makanan laut.
Padahal, disamping produk utama berupa makanan laut masih ada limbah yang dapat
dimanfaatkan menjadi barang-barang yang berguna. Diantaranya adalah limbah
sisik ikan. Berbagai jenis ikan memiliki ukuran sisik yang cukup besar. Sisik
yang cukup besar dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam aksesoris. Hasil studi
lapangan dan literatur menunjukkan bahwa langkah ini akan dapat mengurangi
kebiasaan masyarakat di sekitar tempat pengelolaan ikan. Adapun langkah
pemanfaatan limbah ikan dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: input,
proses dan output. Input, berupa pemilihan, pemilahan dan pembersihan
sisik ikan. Proses, yaitu langkah cara pembuatan aksesoris. Output, berupa
aksesoris dari limbah sisik ikan. Metode pengumpulan data dalam karya tulis ini
adalah melalui studi literatur dari berbagai sumber, wawancara dengan pihak
yang terkait, dan observasi lapangan. Dalam penyusunan karya tulis ini data
dianalisis secara diskriptif kualitatif. Melalui tahap-tahap pengumpulan data.
Dengan adanya pemanfaatan limbah sisik ikan sebagai pembuatan aksesoris maka
diharapkan kegiatan ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang berada di
Pantai Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul.
Kata
Kunci: Limbah Sisik Ikan, Pembuatan Aksesoris.
Making Accessories From Fish Scales Waste
Utilization Sea For Being Green Environmental
1) Desti Ariany Putri;
2) Gunarti Ika Pradewi; 3) Sukowati
Yogyakarta State
University
Abstract: Indonesian territory has a very wide area of the sea. Based on
the data, two thirds Indonesian territory is vast area of water with 3.27381
million km ². It makes Indonesia a country that is rich in marine products. One
of them is fish. However, in reality this potential has not been exploited well
by the public. It can be seen from the activity of the fish market in
Yogyakarta, which is located in the hamlet of Depok, Parangtritis, Kretek,
Bantul. There transactions and use of the new limited marine seafood. In fact,
in addition to primary products such as seafood there is still a waste that can
be leveraged into useful items. Among them is a waste of fish scales. Different
types of fish have scales large enough size. Scales large enough to be used for
a wide range of accessories. The results of field studies and literature show
that these measures will reduce the customs of the people around the management
of fish. The fish waste utilization measures can be done through three stages:
input, process and output. Inputs, such as selection, sorting and cleaning of
fish scales. Process, which is a step way of making accessories. The output, in
the form of accessories from waste fish scales. Data collection method in this
paper is through the study of literature from various sources, interviews with
stakeholders, and field observations. In preparing this paper the data were
analyzed by descriptive qualitative. Through the stages of data collection.
With the utilization of waste fish scales as the manufacture of accessories it
is expected that these activities can reduce environmental pollution that is in
Depok Beach, Parangtritis, Kretek, Bantul.
Keywords: Fish Scales Waste,
Making Accessories.
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Wilayah
Indonesia dikelilingi oleh lautan yang sangat luas. Berdasarkan data yang ada
2/3 wilayah Indonesia adalah wilayah air dengan luas 3.273.810 km² (anonim:2013). Oleh Sebab itu Indonesia menjadi
negara yang kaya akan hasil laut. Dari berbagai macam hasil laut, yang menjadi
komoditas utama adalah Ikan. Pemanfaatan ikan yang dilakukan oleh kebanyakan
orang hanya digunakan sebagai bahan makanan saja. Sebagai bahan makanan bagian
tubuh ikan yang digunakan adalah daging, sedangkan bagian tubuh ikan yang lain
menjadi limbah.
Penyelesaian limbah ikan di sekitar pantai depok
biasanya dilakukan dengan membuang limbah ikan ditempat pembuangan akhir.
Tindakan yang demikian dapat menimbulkan masalah, sepertihalnya menghasilkan
bau yang tidak sedap yang berujung pada pencemaran udara. Udara yang tercemar
akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam melakukan wisata disekitar pantai. Hal itu juga menandakan adanya
tanda-tanda krisis lingkungan hidup.
Arne Naess (dalam Keraf 2010: 2) mengemukakan krisis
lingkungan hidup dewasa ini hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang
dan perilaku manusia terhadap alam secara radikal dan fundamental.
Demikian pula dengan pengelolaan limbah ikan di
kawasan pantai, yang juga membutuhkan cara pandang yang kreatif dan inovatif. Dengan
cara pandang baru yang diharapkan istilah limbah yang dikenal sebagai “lahan
penyakit” dapat tergantikan islitah “lahan emas”.
Diantara
berbagai limbah yang dihasilkan dari pengolahan ikan, terdapat salah satu jenis
limbah yang dapat dijadikan sebagai peluang penghasilan. Limbah itu adalah
limbah sisik Ikan. Sisik ikan dapat digunakan untuk berbagai macam aksesoris.
Pemilihan
pemanfaatan limbah sisik ikan menjadi aksesoris didasarkan pada realita bahwa hal
itu belum banyak dilakukan. Upaya ini diterapkan untuk memanfaatkan potensi
laut yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan akan mengurangi limbah di
kawasan pantai.
Berdasarkan latar belakang
diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu,
(1) Bagaimana langkah pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan
sebagai wujud pemanfaatan potensi laut yang ramah lingkungan?
(2) Apa saja manfaat yang diperoleh
dari kegiatan pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan bagi masyarakat
sekitar pantai depok.
II.
METODE PENULISAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penulisan
paper ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hadari (2005)
menyebutkan bahwa metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan
menggambarkan/melukiskan keadaaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pendekatan
deskriptif kualitatif merupakan pendekatan yang menganalisis fakta-fakta yang
ada di lapangan yaitu pengelolaan sampah di area kampus. Kemudian dari analisis
fakta-fakta tersebut dicari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
3.2.
Tahapan Penulisan
Beberapa
tahap dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah berdasarkanfakta-fakta pengelolaan
limbah sisik ikan di kawasan pantai
depok.
2. Menganalisis permasalahan yang ada
berdasarkan observasi, wawancara, pustaka dan data pendukung yang lain.
3. Mencari dan memberikan alternatif pemecahan
masalah yang ada, yaitu menjelaskan deskripsi tentang pembuatan aksesoris
berbahan limbah sisik ikan.
Berikut ini adalah bagan alur penulisan
karya tulis:
3.3
Jenis dan Sumber Data
Sumber
data yang dipakai dalam penulisan ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer berasal dari data yang diambil langsung melalui
observasi lapangan. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari buku referensi,
koran dan media Internet. Sumber-sumber yang relevan diolah menjadi analisis
deskriptif yang menghasilkan kesimpulan
dan saran.
III.
HASIL
1. Program
pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan sebagai wujud pemanfaatan potensi
laut yang ramah lingkungan
Program pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan
ialah suatu proses yang bertitik tolak untuk lebih pemanfaatan sumber daya alam
yang ada terkhusus di Pantai Depok agar dapat meningkatkan inovasi dan
kreativitas dari masyarakat setempat dan lebih memaknai benda bernilai guna
rendah yang berguna menjadi nilai guna yang tinggi.
Namun sangat disayangkan kegiatan ini kurang dilirik
oleh masyarakat khususnya warga di sekitar Pantai Depok Parangtritis. Pada
kenyataannya masyarakat di sekitar Pantai memiliki matapencaharian tersendiri,
seperti petani, guru, polisi, buruh, maupun sebagai karyawan yang berada di
rumah makan Pantai Depok.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Ibu Prapti (40)
bahwa:
Tidak sempet untuk membuat seperti itu, kita juga tidak memiliki
pengetahuan awal untuk membuat aksesoris. Kalaupun nanti ada, itu bisa
dijadikan program kegiatan PKK (Wawancara, 03 Agustus 2014).
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sejatinya ada
keinginan dan kemauan dari warga sekitar pantai depok untuk melakukan pengolahan
limbah sisik ikan menjadi aksesoris, namun warga masih membutuhkan pendampingan
dan bimbingan untuk pelaksanaanya.
Setelah
mendapatkan jawaban yang demikian, selanjutnya peneliti mencoba menjelaskan
cara-cara pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan. Dikarenakan keterbatasan
waktu yang dimiliki peneliti, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan
pelatihan kepada anak-anak di daerah sekitar pantai. Dari kegiatan tersebut,
selanjutnya kami melakukan wawancara kepada peserta. Berikut merupakan hasil
wawancara yang kami lakukan. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Tyas
(13) bahwa:
“ untuk
pembuatan bros dari ikan seperti yang sedang dilakukan ini tidak terlalu sulit.
Sulitnya hanya waktu di pembentukan sisik menjadi bentuk bunga”. Kami tidak
suka jika membuat sesuatu yang menyulitkan. (Wawancara, 04 Agustus 2014).
Mendukung pernyataan diatas, Erlina (16)
mengungkapkan bahwa:
“kegiatan ini sangat
bermanfaat dan tidak terlalu sulit. Jarang di daerah ini yang dekat dengan
pantai melakukan pemanfaatan barang seperti ini” (Wawancara, 04 Agustus 2014).
2.
Manfaat
dari Adanya Penggunaan Sisik Ikan Untuk Membuat Aksesoris Bros.
Adapun
manfaat yang diperoleh dari penggunaan sisik ikan untuk pembuatan aksesoris
ialah sebagai berikut:
a. Dapat
memacu kreativitas warga
Kegiatan pengolahan limbah sisik ikan untuk membuat
bros dipandang sebagai kegiatan positif yang dapat memacu kreativitas.
Hal
diatas, didukung pernyataan yang dikemukakan oleh Diana (19) bahwa:
“Anak
muda sekarang cenderung ke bermain gagdet disaat waktu luang. Dengan adanya
program ini, dapat mengalihkan kegiatan yang kurang bermanfaat menjadi lebih
bermanfaat apalagi memacu kreativitas anak muda (Wawancara, 04 Agustus 2014)”.
b. Mengurangi
limbah di area Pantai Depok
Masyarakat juga menganggap program pemanfaatan
limbah sisik ikan menjadi bros dapat menjadi jalan alternatif penanganan limbah
di lingkungan pantai depok.
Ibu Prapti mengatakan:
“ sisik ikan yang ada di Pantai Depok ketika sudah
selesai ikannya untuk dimasak disetiap rumah makan, hanya dibuang begitu saja bersamaan
dengan pembersihan ikan (Wawancara, 04 Agustus 2014”
c. Mengembangkan
produktivitas warga yang ramah lingkungan
Selama ini, produktivitas warga khususnya di Pantai
Depok masih sangat minim, dengan adanya program ini maka dapat mengembangkan
produktivitas warga yang ramah lingkungan.
IV.
PEMBAHASAN
- Proses
pembuatan
aksesoris dari limbah sisik ikan sebagai wujud pemanfaatan potensi laut
yang ramah lingkungan
Pembuatan
Aksesoris Dari Limbah Sisik Ikan memberikan suatu pemahaman bahwa suatu limbah
dapat memberikan kebermanfaatan da memberikan kesempatan serta dorongan bagi
masyarakat khususnya masyarakat pesisir Pantai Depok dan juga masyarakat secara
luas untuk mengembangkan kreativitas
dari suatu yang kurang bermanfaat menjadi nilai guna sebagai wujud pemanfaatan
potensi laut yang ramah lingkungan.
Adapun
proses pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan seperti berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merendam sisik ikan dengan
dilarutan pewarna
3. Meniriskan sisik ikan
sampai kering
4. Kemudian rapikan bentuk
sisik ikan dengan gunting
5.
Tempelkan sisik ikan membentuk bunga
atau sesuai keinginan.
6. Memasang peniti.
7. Dikemas dan siap
dipasarkan.
Hal tersebut didukung dengan pernyataan Enen Wardana, (2010:11-13) bahwa pembuatan bros dari sisik
ikan meliputi:
“Oleskan
lem lilin dibagian pinggir alas bros, tempelkan sisik ikan yang berukuran agak
besar disekililing pinggiran bros, sampai seluruh permukaan pinggiran bross
tertutup oleh sisik ikan. Oleskan lem lilin diatas permukaan bros belum
tertutupi oleh sisik ikan. Tempelkan sisik ikan yang berukuran lebih kecil di
sekililing pinggiran sisik ikan yang lebih besar. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan
sisik ikan yang lebih kecil lagi, sampai seluruh permukaan bros tertutup oleh
sisik ikan, membentuk bunga mawar”.
Alat dan Bahan yang diperlukan:
1. Bahan
a) Sisik ikan
b)
Lem tembak
c)
Pewarna
d)
Manik-manik
e)
Peniti
2. Alat
a)
Gunting
b)
Alat tembak
Dari semua langkah pembuatan yang paling sulit
adalah menempelkan sisik ikan sesuai dengan bentukknya. Butuh ketelitian dan
kesabaran untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Langkah tersebut dapat
dilihat dari hasil pengamatan pada tanggal 4 agustus 2014.
B. Manfaat yang Diperoleh dari Kegiatan Pembuatan
Aksesoris dengan Memanfaatkan Limbah Sisik Ikan Bagi Masyarakat Sekitar Pantai
Depok
Berdasarkan uraian hasil di atas, maka manfaat yang
diperoleh dari pembuatan aksesoris berbahan baku limbah sisik ikan bagi
masyarakat di sekitar pantai depok ialah:
1.
Dapat memacu kreatifitas warga
2.
Dapat mengurangi limbah di sekitar pantai depok
3.
Mengembangkan produktivitas warga yang ramah lingkungan.
Hal tersebut seperti yang telah
disebutkan Francois
vellas & lionel becherel (2008)
bahwa strategi ramah lingkungan destinasi meliputi: strategi
memperkaya kualitas kehidupan. Salah satu memperkaya kualitas
kehidupan adalah mengurangi limbah disekitar pantai yang akan menambah sampah
dan akan mencemari lingkungan, produktivitas warga juga akan berkembang, yang
lebih dapat dilihat lagi kreativitas warga dapat tercipta.
V.
KESIMPULAN
Adapun
proses pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan seperti berikut: 1) Menyiapkan
alat dan bahan, 2) Merendam
3) sisik
ikan dengan dilarutan pewarna,
4) Meniriskan
sisik ikan sampai kering,
5) Kemudian
rapikan bentuk sisik ikan dengan gunting, 6) Tempelkan sisik ikan membentuk bunga atau sesuai
keinginan, 7) Memasang peniti, 8) Dikemas dan siap dipasarkan.
Manfaat yang
diperoleh dari pembuatan aksesoris berbahan baku limbah sisik ikan bagi
masyarakat di sekitar pantai depok ialah dapat memacu kreatifitas warga, dapat mengurangi
limbah di sekitar pantai depok, dan mengembangkan produktivitas.
Adapun
rekomendasi untuk keberlanjuatan program pembuatan
aksesoris dari limbah sisik ikan adalah:
1.
Melakukan perencanaan yang matang
2.
Mencanangkan program pembuatan
aksesoris dari limbah sisik ikan untuk jangka panjang
3.
Menganalisis
berbagai dampak dalam terlaksananya
program
4.
Melakukan kontrol dan evaluasi terhadap program yang dijalankan
VI. REFERENSI
Keraf,
A. Sony. 2010. Etika Lingkungan Hidup.
Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Enen Wardana.
2010. Membuat aneka kreasi berbahan sisik
ikan: mengubah limbah menjadi berbagai barang yang indah. Malang:Kawan
Pustaka.
Francois
vellas & lionel becherel.2008. Pemasaran
Pariwisata Internasional Sebuah Pendekatan Strategis. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.