Selasa, 01 Maret 2016

Kitchen Cabinet in a House

The kitchen is nerve center of the home although it is ofthen placed behind of the house. But now, we can use modern kitchen cabinet as  a contemporary modern  interior design of the house.  So, the kitchen musn’t be placed behind but could be near the family room.
Not all modern kitchen cabinet is expensive, but there are also affordable modern kitchen cabinet. To have affordable modern kitchen cabinet we can use the ceap and high quality materials such as wood, metalic, glass, plywood, etc. With these materials we can design our own kitchen cabinet style. As a reference we provide the following for various models of  kitchen cabinet
1.      Euroupean style,
Euroupean style kitchen cabinets are the most popular kitchen cabinets. They are commonly used in asia, latin america, euroupe,  and canada. It is no face frame unlike the traditional style which features solid wood face frame and tinner case parts. So it is more contemporary look than traditional cabinets style.
No existing of a face frame in european cabinets are suitable to the smaall spaces in the house. It also allows to enter the interior area of cabinet. European cabinets style avoids many color and ornament, such as wood carvings  and crown molding.The more value of european style cabinet is it can also increases the effective storage area. Therefore it is usually used in offices and schools.
europan style.jpg
Image:  alibaba.com
2.      Traditional style
Traditional cabinets style are usually used in traditional house. Traditional styles are often ones reflective upon the country or warm. They are also conjure a cozy feel,  the image of a large family gathering and exuding warmth. The design of this cabinets are reflective upon natural colors and textures. The material of this style is wooden such as hard maple wood.
Traditional styles also have many various style include old-world style. They are medieval style, french style, italian style and mediterranean style. These styles are reflection upon the features  in the room, such as wooden countertops, farm sink, wooden floors and stone floors. With using these features traditional cabinet style colors are ofthe natural like deep red or brown. A face frame on this cabinet is ofthen made of glass.
Traditional-style-kitchen-cabinets-5.jpg
Image: kitcuup.com
3.      Contemporary kitchen cabinet
Contemporary kitchen cabinets are ones which boast sleek natures and fine lines.  Contemporary design could be considered a new design in the world. Tih also can be incorporate into another style by add some contemporary pieces like a metalic.
Contemporary cabinets are often characterized by glass cabinets, integrating newer tiles, granite counters, or colder hard surfaces for the equipment in the kitchen, the floors,  steel and black in combination with solid granite surfaces. A lot of open display area is highly desired.  Whether it is an open cabinet or extra thickand wall color or tile behind contribute to the contemporary flair. 
contemporary-kitchen-cabinetry-with-wooden-furnishings.jpg
Image:www.decoist.com
4.      Modern kitchen cabinet
Modern designs often characterized by clean styles and sleek lines with sharp corners. It is also expressed throughout the whole kitchen for a complete, consistent and clean look. The add value of modern style kitchen cabinets is to make the space larger. Because it is creating straight and horizontal lines. This style no use many kind of decorative accessories, but it is simple with colors blend.
modern kitchen.jpeg
Image: www.hgtv.com
These  options are unique characteristics, colors, and styles. So no matter what you want in your kitchen cabinet design, you can find it. Remenber, when you choose kitchen cabinet make sure that you select the right cabinet to the area of the room that is available in your home.


Pembuatan Aksesoris Dari Limbah Sisik Ikan Sebagai Wujud Pemanfaatan Potensi Laut yang Ramah Lingkungan

Pembuatan Aksesoris Dari Limbah Sisik Ikan Sebagai Wujud Pemanfaatan Potensi Laut yang Ramah Lingkungan
1)Sukowati; 2)Gunarti Ika Pradewi; 3) Desti Ariany Putri
Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak: Wilayah Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas. Berdasarkan data, 2/3 wilayah Indonesia adalah wilayah air dengan luas 3.273.810 km². Hal itu membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil laut. Salah satunya adalah ikan. Namun, kenyataannya potensi ini belum dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pasar ikan di yogyakarta, yang bertempat di Dusun Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul. Di sana transaksi dan pemanfaatan hasil laut baru sebatas makanan laut. Padahal, disamping produk utama berupa makanan laut masih ada limbah yang dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang yang berguna. Diantaranya adalah limbah sisik ikan. Berbagai jenis ikan memiliki ukuran sisik yang cukup besar. Sisik yang cukup besar dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam aksesoris. Hasil studi lapangan dan literatur menunjukkan bahwa langkah ini akan dapat mengurangi kebiasaan masyarakat di sekitar tempat pengelolaan ikan. Adapun langkah pemanfaatan limbah ikan dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: input, proses dan output. Input, berupa pemilihan, pemilahan dan pembersihan sisik ikan. Proses, yaitu langkah cara pembuatan aksesoris. Output, berupa aksesoris dari limbah sisik ikan. Metode pengumpulan data dalam karya tulis ini adalah melalui studi literatur dari berbagai sumber, wawancara dengan pihak yang terkait, dan observasi lapangan. Dalam penyusunan karya tulis ini data dianalisis secara diskriptif kualitatif. Melalui tahap-tahap pengumpulan data. Dengan adanya pemanfaatan limbah sisik ikan sebagai pembuatan aksesoris maka diharapkan kegiatan ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang berada di Pantai Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul.
Kata Kunci: Limbah Sisik Ikan, Pembuatan Aksesoris.

Making Accessories From Fish Scales Waste Utilization Sea For Being Green Environmental
1) Desti Ariany Putri; 2) Gunarti Ika Pradewi; 3) Sukowati
Yogyakarta State University

Abstract: Indonesian territory has a very wide area of the sea. Based on the data, two thirds Indonesian territory is vast area of water with 3.27381 million km ². It makes Indonesia a country that is rich in marine products. One of them is fish. However, in reality this potential has not been exploited well by the public. It can be seen from the activity of the fish market in Yogyakarta, which is located in the hamlet of Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul. There transactions and use of the new limited marine seafood. In fact, in addition to primary products such as seafood there is still a waste that can be leveraged into useful items. Among them is a waste of fish scales. Different types of fish have scales large enough size. Scales large enough to be used for a wide range of accessories. The results of field studies and literature show that these measures will reduce the customs of the people around the management of fish. The fish waste utilization measures can be done through three stages: input, process and output. Inputs, such as selection, sorting and cleaning of fish scales. Process, which is a step way of making accessories. The output, in the form of accessories from waste fish scales. Data collection method in this paper is through the study of literature from various sources, interviews with stakeholders, and field observations. In preparing this paper the data were analyzed by descriptive qualitative. Through the stages of data collection. With the utilization of waste fish scales as the manufacture of accessories it is expected that these activities can reduce environmental pollution that is in Depok Beach, Parangtritis, Kretek, Bantul.

Keywords: Fish Scales Waste, Making Accessories.


I.     PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Wilayah Indonesia dikelilingi oleh lautan yang sangat luas. Berdasarkan data yang ada 2/3 wilayah Indonesia adalah wilayah air dengan luas 3.273.810 km² (anonim:2013). Oleh Sebab itu Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil laut. Dari berbagai macam hasil laut, yang menjadi komoditas utama adalah Ikan. Pemanfaatan ikan yang dilakukan oleh kebanyakan orang hanya digunakan sebagai bahan makanan saja. Sebagai bahan makanan bagian tubuh ikan yang digunakan adalah daging, sedangkan bagian tubuh ikan yang lain menjadi limbah.
Penyelesaian limbah ikan di sekitar pantai depok biasanya dilakukan dengan membuang limbah ikan ditempat pembuangan akhir. Tindakan yang demikian dapat menimbulkan masalah, sepertihalnya menghasilkan bau yang tidak sedap yang berujung pada pencemaran udara. Udara yang tercemar akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam melakukan wisata disekitar pantai. Hal itu juga menandakan adanya tanda-tanda krisis lingkungan hidup.
Arne Naess (dalam Keraf 2010: 2) mengemukakan krisis lingkungan hidup dewasa ini hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam secara radikal dan fundamental.
Demikian pula dengan pengelolaan limbah ikan di kawasan pantai, yang juga membutuhkan cara pandang yang kreatif dan inovatif. Dengan cara pandang baru yang diharapkan istilah limbah yang dikenal sebagai “lahan penyakit” dapat tergantikan islitah “lahan emas”.
Diantara berbagai limbah yang dihasilkan dari pengolahan ikan, terdapat salah satu jenis limbah yang dapat dijadikan sebagai peluang penghasilan. Limbah itu adalah limbah sisik Ikan. Sisik ikan dapat digunakan untuk berbagai macam aksesoris.
Pemilihan pemanfaatan limbah sisik ikan menjadi aksesoris didasarkan pada realita bahwa hal itu belum banyak dilakukan. Upaya ini diterapkan untuk memanfaatkan potensi laut yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan akan mengurangi limbah di kawasan pantai.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu,              
(1) Bagaimana langkah pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan sebagai wujud pemanfaatan potensi laut yang ramah lingkungan?
(2) Apa saja manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan bagi masyarakat sekitar pantai depok.


II.                     METODE PENULISAN

3.1  Pendekatan Penelitian
Penulisan paper ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hadari (2005) menyebutkan bahwa metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan/melukiskan keadaaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan pendekatan yang menganalisis fakta-fakta yang ada di lapangan yaitu pengelolaan sampah di area kampus. Kemudian dari analisis fakta-fakta tersebut dicari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

3.2. Tahapan Penulisan
Beberapa tahap dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi masalah berdasarkanfakta-fakta pengelolaan limbah sisik ikan di  kawasan pantai depok.
2.    Menganalisis permasalahan yang ada berdasarkan observasi, wawancara, pustaka dan data pendukung yang lain.
3.  Mencari dan memberikan alternatif pemecahan masalah yang ada, yaitu menjelaskan deskripsi tentang pembuatan aksesoris berbahan limbah sisik ikan.
Berikut ini adalah bagan alur penulisan karya tulis:

3.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penulisan ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari data yang diambil langsung melalui observasi lapangan. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari buku referensi, koran dan media Internet. Sumber-sumber yang relevan diolah menjadi analisis deskriptif  yang menghasilkan kesimpulan dan saran.


III.             HASIL
1.    Program pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan sebagai wujud pemanfaatan potensi laut yang ramah lingkungan
Program pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan ialah suatu proses yang bertitik tolak untuk lebih pemanfaatan sumber daya alam yang ada terkhusus di Pantai Depok agar dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas dari masyarakat setempat dan lebih memaknai benda bernilai guna rendah yang berguna menjadi nilai guna yang tinggi.
Namun sangat disayangkan kegiatan ini kurang dilirik oleh masyarakat khususnya warga di sekitar Pantai Depok Parangtritis. Pada kenyataannya masyarakat di sekitar Pantai memiliki matapencaharian tersendiri, seperti petani, guru, polisi, buruh, maupun sebagai karyawan yang berada di rumah makan Pantai Depok.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Ibu Prapti (40) bahwa:
Tidak sempet untuk membuat seperti itu, kita juga tidak memiliki pengetahuan awal untuk membuat aksesoris. Kalaupun nanti ada, itu bisa dijadikan program kegiatan PKK (Wawancara, 03 Agustus 2014).
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sejatinya ada keinginan dan kemauan dari warga sekitar pantai depok untuk melakukan pengolahan limbah sisik ikan menjadi aksesoris, namun warga masih membutuhkan pendampingan dan bimbingan untuk pelaksanaanya.
 Setelah mendapatkan jawaban yang demikian, selanjutnya peneliti mencoba menjelaskan cara-cara pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan. Dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pelatihan kepada anak-anak di daerah sekitar pantai. Dari kegiatan tersebut, selanjutnya kami melakukan wawancara kepada peserta. Berikut merupakan hasil wawancara yang kami lakukan. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Tyas (13) bahwa:
“ untuk pembuatan bros dari ikan seperti yang sedang dilakukan ini tidak terlalu sulit. Sulitnya hanya waktu di pembentukan sisik menjadi bentuk bunga”. Kami tidak suka jika membuat sesuatu yang menyulitkan. (Wawancara, 04 Agustus 2014).
Mendukung pernyataan diatas, Erlina (16) mengungkapkan bahwa:
“kegiatan ini sangat bermanfaat dan tidak terlalu sulit. Jarang di daerah ini yang dekat dengan pantai melakukan pemanfaatan barang seperti ini” (Wawancara, 04 Agustus 2014).
2.    Manfaat dari Adanya Penggunaan Sisik Ikan Untuk Membuat Aksesoris Bros.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan sisik ikan untuk pembuatan aksesoris ialah sebagai berikut:
a.    Dapat memacu kreativitas warga
Kegiatan pengolahan limbah sisik ikan untuk membuat bros dipandang sebagai kegiatan positif yang dapat memacu kreativitas.
Hal diatas, didukung pernyataan yang dikemukakan oleh Diana (19) bahwa:
“Anak muda sekarang cenderung ke bermain gagdet disaat waktu luang. Dengan adanya program ini, dapat mengalihkan kegiatan yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat apalagi memacu kreativitas anak muda (Wawancara, 04 Agustus 2014)”.
b.    Mengurangi limbah di area Pantai Depok
Masyarakat juga menganggap program pemanfaatan limbah sisik ikan menjadi bros dapat menjadi jalan alternatif penanganan limbah di lingkungan pantai depok.
Ibu Prapti mengatakan:
“ sisik ikan yang ada di Pantai Depok ketika sudah selesai ikannya untuk dimasak disetiap rumah makan, hanya dibuang begitu saja bersamaan dengan pembersihan ikan (Wawancara, 04 Agustus 2014”
c.    Mengembangkan produktivitas warga yang ramah lingkungan
Selama ini, produktivitas warga khususnya di Pantai Depok masih sangat minim, dengan adanya program ini maka dapat mengembangkan produktivitas warga yang ramah lingkungan.
IV.                                                    PEMBAHASAN
  1. Proses pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan sebagai wujud pemanfaatan potensi laut yang ramah lingkungan
Pembuatan Aksesoris Dari Limbah Sisik Ikan memberikan suatu pemahaman bahwa suatu limbah dapat memberikan kebermanfaatan da memberikan kesempatan serta dorongan bagi masyarakat khususnya masyarakat pesisir Pantai Depok dan juga masyarakat secara luas untuk  mengembangkan kreativitas dari suatu yang kurang bermanfaat menjadi nilai guna sebagai wujud pemanfaatan potensi laut yang ramah lingkungan.
Adapun proses pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan seperti berikut:
1.    Menyiapkan alat dan bahan
2.    Merendam sisik ikan dengan dilarutan pewarna
3.    Meniriskan sisik ikan sampai kering
4.    Kemudian rapikan bentuk sisik ikan dengan gunting
5.    Tempelkan sisik ikan membentuk bunga atau sesuai keinginan.
6.    Memasang peniti.
7.    Dikemas dan siap dipasarkan.

Hal tersebut didukung dengan pernyataan Enen Wardana,  (2010:11-13) bahwa pembuatan bros dari sisik ikan meliputi:
“Oleskan lem lilin dibagian pinggir alas bros, tempelkan sisik ikan yang berukuran agak besar disekililing pinggiran bros, sampai seluruh permukaan pinggiran bross tertutup oleh sisik ikan. Oleskan lem lilin diatas permukaan bros belum tertutupi oleh sisik ikan. Tempelkan sisik ikan yang berukuran lebih kecil di sekililing pinggiran sisik ikan yang lebih besar. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan sisik ikan yang lebih kecil lagi, sampai seluruh permukaan bros tertutup oleh sisik ikan, membentuk bunga mawar”.

Alat dan Bahan yang diperlukan:
1.    Bahan
a)                                              Sisik ikan
b)                                            Lem tembak
c)                                             Pewarna
d)                                            Manik-manik
e)                                             Peniti
2.    Alat
a)                                             Gunting
b)                                            Alat tembak

Dari semua langkah pembuatan yang paling sulit adalah menempelkan sisik ikan sesuai dengan bentukknya. Butuh ketelitian dan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Langkah tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan pada tanggal 4 agustus 2014.
B.       Manfaat yang Diperoleh dari Kegiatan Pembuatan Aksesoris dengan Memanfaatkan Limbah Sisik Ikan Bagi Masyarakat Sekitar Pantai Depok
Berdasarkan uraian hasil di atas, maka manfaat yang diperoleh dari pembuatan aksesoris berbahan baku limbah sisik ikan bagi masyarakat di sekitar pantai depok ialah:
1.       Dapat memacu kreatifitas warga
2.       Dapat mengurangi limbah di sekitar pantai depok
3.       Mengembangkan produktivitas warga yang ramah lingkungan.
Hal tersebut seperti yang telah disebutkan Francois vellas & lionel becherel (2008) bahwa strategi ramah lingkungan destinasi meliputi: strategi memperkaya kualitas kehidupan. Salah satu memperkaya kualitas kehidupan adalah mengurangi limbah disekitar pantai yang akan menambah sampah dan akan mencemari lingkungan, produktivitas warga juga akan berkembang, yang lebih dapat dilihat lagi kreativitas warga dapat tercipta.  

V.    KESIMPULAN

         Adapun proses pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan seperti berikut: 1) Menyiapkan alat dan bahan, 2) Merendam 3) sisik ikan dengan dilarutan pewarna, 4) Meniriskan sisik ikan sampai kering, 5) Kemudian rapikan bentuk sisik ikan dengan gunting, 6) Tempelkan sisik ikan membentuk bunga atau sesuai keinginan, 7) Memasang peniti, 8) Dikemas dan siap dipasarkan.
         Manfaat yang diperoleh dari pembuatan aksesoris berbahan baku limbah sisik ikan bagi masyarakat di sekitar pantai depok ialah dapat memacu kreatifitas warga, dapat mengurangi limbah di sekitar pantai depok, dan mengembangkan produktivitas.
            Adapun rekomendasi untuk keberlanjuatan program pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan adalah:
1.      Melakukan perencanaan yang matang
2.      Mencanangkan program pembuatan aksesoris dari limbah sisik ikan untuk jangka panjang
3.      Menganalisis berbagai dampak dalam  terlaksananya program
4.      Melakukan kontrol dan evaluasi terhadap program yang dijalankan

VI. REFERENSI

Keraf, A. Sony. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Enen Wardana. 2010. Membuat aneka kreasi berbahan sisik ikan: mengubah limbah menjadi berbagai barang yang indah. Malang:Kawan Pustaka.
Francois vellas & lionel becherel.2008. Pemasaran Pariwisata Internasional Sebuah Pendekatan Strategis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.