Baik dan
jahat, adalah sebuah ungkapan yang
seperti membandingkan antara 2 warna yaitu hitam dan putih. Hitam terlihat
keras, tajam, menyeramkan dan terkadang terdenar kotor. Sementara putih, ia
terlihat lembut, bersih jujur, dan menawan. Kenapa bisa jadi demikian? Ya ini
hnaylah pandangan dari orang yang sedikit menggunakan otak saja.
Lalu,
baaimana dengan kata baik dan buruk? Ya mereka sama saja. Baik dan buruk tetap
berada di posisi mereka dengan tempat mereka masing – masing. Ada di surga dan
ada di neraka. Suatu saat orang di sebut baik, hanya karena orang itu tidak
mementingkan perasaan, tempat, kepentingan dan posisinya. Dan sanat heran ,
selalu saja seperti itu. Orang baik adalah orang yan melakukan itu, sementara
disisi lain orang jahat adalah orang yang mementingkan perasaan, kepentingan,
tempat dan posisinya. Padahal tak selamanya kepentingan orang banyak itu lebih
baik dan lebih berguna dari pada kepentingan pribadi yang di abaikan.
Banyak
selama ini kita tahu, orang yan baik, ramah masih hidup di ambang batas wajar
jika dibandingkan dengan orang yang tidak baik. Alalu apakah orang yang hidupnya belum baik tersebut bukan benar-benar orant yang baik? Ya dan
tidak. Ya kaena mungkin dia mementingkan rasa baiknya kepada orang lain, sementara
pada diri sendiri dia tidak baik.dan tidakkarena dimata oran lain mereka adalah
orang yang baik.
Kapan
sejatinya kebaikan digunakan? Memang ada kalanya kita bimbang dan resah
terhadap diri kita antara memilih untuk baik atau jahat dengan sesuatu hal.
Namun perlu diingat bahwa semua yang kelihatanya putih bersih baik, belum tentu
jika dilakukan akan menjadi seperti yang diharapkan, namun sebalikanya sesuatu
yang kelihatanya kejam, keras, bengis, bahkan kotror, ternyata adalah seuatu
yan jika dilakukan adalah baik. Sering kita karena rasa kasihan, kita
mengabaikan ketegasan. Dan itu adalah hal yang sangat buruk. Rasa melas kasihan
yang sebenarnya ditimbulkan olehnya, bukan oleh kita, dan merupakan
kelemahanya, menjadi great bariet reef bagi ketegasan dalam menegakan kebaikan.
Sementara terkadang karena sejak awal pernah kita nenjust sesuatu, namun
selanjutnya kita tertutup hati dan
pikiran untuk melihat kebaikan dari sebuah tindakan.
Sulit
memang, untuk menggunakan pikiran dan hati dengan jernih, namun apa daya itu
harus digunakan agar kita terhindar datri berbuat jahat dan baik di waktu yang
tidak tepat. Semoga kita selalu dekat dengan lindungan dan karunia – Nya.
AAMIIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar